Proses pembangunan pertanian pada azasnya berwujud usaha mengalihkan sistem pertanian dengan produktivitas rendah menjadi sistem pertanian dengan produktivitas yang relatif tinggi. Dalam rangka usaha ini cara-cara bercocok tanam diatas areal tanah yang ada disempurnakan, prasarana, fasilitasfasilitas dan jasa-jasa guna melayani produksi pertanian diperluas dan areal baru mulai dikerjakan dengan jalan perluasan pengairan dan pengembangan wilayah-wilayah sungai.
Sementara itu produksi pertanian tidak akan mungkin ditingkatkan dengan pesat tanpa menggunakan pupuk dan pestisida, pelbagai jenis bibit unggul dan sistem pengairan. Namun demikian akibat-akibat sampingan terhadap alam lingkungan sekitarnya yang mungkin timbul tetap diperhitungkan dalam menggunakan hal-hal tersebut bagi peningkatan produksi pertanian. Di samping itu ada pula akibat-akibat sampingan yang telah terjadi, antara lain pendangkalan sungai dan pantai karena erosi tanah, pencemaran tempat-tempat berkembang biak ikan, dan berbagai kerusakan yang menyertai cara-cara bercocok tanam yang kurang serasi.
Selanjutnya pembangunan di bidang rehabilitasi tanah kritis di samping ditujukan untuk membantu para petani dalam meningkatkan partisipasinya terhadap pembangunan pertanian juga diharapkan untuk mempertahankan sumber-sumber air dan sumber-sumber alam lainnya.
Thank you for nice information
BalasHapusWebsite :
https://uhamka.ac.id