Minggu, 20 Februari 2011

Ciri – Ciri Penting Dari Suatu Algoritma & Keuntungan Pembuatan Algoritma


Ciri – Ciri Penting Dari Suatu Algoritma

Menurut Donald E. Knuth dalam bukunya yang berjudul the art of computer programming, algoritma harus mempunyai lima ciri penting

1.Finiteness
  • Algoritma harus berhenti setelah mengerjakan sejumlah langkah teratas
  • Algoritma harus berhenti after a finite number of steps
 2.Definiteness
Setiap langkah harus didefinisikan secara tepat, tidak boleh membingungkan (ambiguous)

3.Input
Sebuah algoritma memiliki nol atau lebih input yang diberikan kepada algoritma sebelum dijalankan

4.Output
Sebuah algoritma memiliki satu atau lebih output, yang biasanya bergantung kepada input

5.Effectiveness
  • Setiap algoritma diharapkan miliki sifat efektif .
  • Setiap langkah harus sederhana sehingga dapat dikerjakan dalam sejumlah waktu yang masuk akal.
Keuntungan Pembuatan Algoritma


1.     Pembuatan atau penulisan algoritma tidak tergantung pada bahasa pemrograman manapun, artinya penulisan algoritma independen dari bahasa pemrograman dan komputer yang telaksanakannya.
2.     Notasi algoritma dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa pemrograman.
3.     Apapun bahasa pemrogramannya, output yang akan dikeluarkan sama karena algoritmanya sama.

Sifat – Sifat Algoritma
1.     Banyaknya Langkah Instruksi Harus Berhingga,
2.     Langkah atau Instruksi harus Jelas,
3.     Proses harus Jelas dan mempunyai batasan,
4.     Input dan Output harus mempunyai Batasan,
5.     Efektifitas,
6.     Adanya Batasan Ruang Lingkup,

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat algoritma:
1.     Teks algoritma berisi deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah. Deskripsi tersebut dapat ditulis dalam notasi apapun asalkan mudah dimengerti dan dipahami.
2.     Tidak ada notasi yang baku dalam penulisan teks algoritma seperti notasi bahasa pemrograman. Notasi yang digunakan dalam menulis algoritma disebut notasi algoritmik.
3.     Setiap orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi algoritmik sendiri. Hal ini dikarenakan teks algoritma tidak sama dengan teks program. Namun, supaya notasi algoritmik mudah ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman tertentu, maka sebaiknya notasi algoritmik tersebut berkorespondensi dengan notasi bahasa pemrograman secara umum.
4.     Notasi algoritmik bukan notasi bahasa pemrograman, karena itu pseudocode dalam notasi algoritmik tidak dapat dijalankan oleh komputer. Agar dapat dijalankan oleh komputer,pseudocode dalam notasi algoritmik harus ditranslasikan atau diterjemahkan ke dalam notasi bahasa pemrograman yang dipilih. Perlu diingat bahwa orang yang menulis program sangat terikat dalam aturan tata bahasanya dan spesifikasi mesin yang menjalannya.
5.     Algoritma sebenarnya digunakan untuk membantu kita dalam mengkonversikan suatu permasalahan ke dalam bahasa pemrograman.
6.     Algoritma merupakan hasil pemikiran konseptual, supaya dapat dilaksanakan oleh komputer, algoritma harus ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada translasi tersebut, yaitu:
1.     Pendeklarasian variabel Untuk mengetahui dibutuhkannya pendeklarasian variabel dalam penggunaan bahasa pemrograman apabila tidak semua bahasa pemrograman membutuhkannya
2.     Pemilihan tipe data Apabila bahasa pemrograman yang akan digunakan membutuhkan pendeklarasian variabel maka perlu hal ini dipertimbangkan pada saat pemilihan tipe data.
3.     Pemakaian instruksi-instruksi Beberapa instruksi mempunyai kegunaan yang sama tetapi masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
4.     Aturan sintaksis Pada saat menuliskan program kita terikat dengan aturan sintaksis dalam bahasa pemrograman yang akan digunakan.
5.     Tampilan hasil Pada saat membuat algoritma kita tidak memikirkan tampilan hasil yang akan disajikan. Hal-hal teknis ini diperhatikan ketika mengkonversikannya menjadi rogram.

Referensi :
  1. http://www.scribd.com/doc/19551844/Logika-Dan-Algoritma
  2. http://ebookalgoritma.blogspot.com/2011/02/algoritma-euclidean-dan-5-ciri-penting.html
  3. http://usupress.usu.ac.id/files/Algoritma%20dan%20Pemrograman;%20Teori%20dan%20Praktik%20dalam%20Pascal%20Edisi%20Kedua_Final.pdf
  4. http://www.sampara.com/det_art.php?art_id=664&cat_id=8&judul=Makalah+Logika+Dan+Algoritma







    JENIS-JENIS ALGORITMA


    Terdapat beragam klasifikasi algoritma dan setiap klasifikasi mempunyai alasan tersendiri. Salah satu cara untuk melakukan klasifikasi jenis-jenis algoritma adalah dengan memperhatikan paradigma dan metode yang digunakan untuk mendesain algoritma tersebut. Beberapa paradigma yang digunakan dalam menyusun suatu algoritma akan dipaparkan dibagian ini. Masing-masing paradigma dapat digunakan dalam banyak algoritma yang berbeda.
    §  Divide and Conquer, paradigma untuk membagi suatu permasalahan besar menjadi permasalahan-permasalahan yang lebih kecil. Pembagian masalah ini dilakukan terus menerus sampai ditemukan bagian masalah kecil yang mudah untuk dipecahkan. Singkatnya menyelesaikan keseluruhan masalah dengan membagi masalah besar dan kemudian memecahkan permasalahan-permasalahan kecil yang terbentuk.
    §  Dynamic programming, paradigma pemrograman dinamik akan sesuai jika digunakan pada suatu masalah yang mengandung sub-struktur yang optimal (, dan mengandung beberapa bagian permasalahan yang tumpang tindih . Paradigma ini sekilas terlihat mirip dengan paradigma Divide and Conquer, sama-sama mencoba untuk membagi permasalahan menjadi sub permasalahan yang lebih kecil, tapi secara intrinsik ada perbedaan dari karakter permasalahan yang dihadapi.
    §  Metode serakah. Sebuah algoritma serakah mirip dengan sebuah Pemrograman dinamik, bedanya jawaban dari submasalah tidak perlu diketahui dalam setiap tahap; dan menggunakan pilihan "serakah" apa yang dilihat terbaik pada saat itu.



    Jenis-jenis algoritma penjadwalan adalah sebagai berikut :
    1.  Nonpreemptive, menggunakan konsep :
    a. FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come First Serve)
    b. SJF (Shortest Job First)
    c. HRN (Highest Ratio Next)
    d. MFQ (Multiple Feedback Queues)

    2.  Preemptive, menggunakan konsep :
    a. RR (Round Robin)
    b. SRF (Shortest Remaining First)
    c. PS (Priority Schedulling)
    d. GS (Guaranteed Schedulling)
    Klasifikasi lain selain berdasarkan dapat/tidaknya suatu proses diambil secara paksa adalah klasifikasi berdasarkan adanya prioritas di proses-proses, yaitu :

    1.  Algoritma penjadwalan tanpa berprioritas.
    2.  Algoritma penjadwalan berprioritas, terdiri dari :
    a. Berprioritas static
    b. Berprioritas dinamis

    Algoritma Nonpreemptive

    1)      First In First Out (FIFO)
    First In First Out (FIFO) merupakan penjadwalan tidak berprioritas. FIFO adalah penjadwalan paling sederhana, yaitu proses-proses diberi jatah waktu pemroses berdasarkan waktu kedatangan. Pada saat proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai selesai.


    2)      Shortest Job First (SJF)
    Penjadwalan ini mengasumsikan waktu berjalannya proses sampai selesai telah diketahui sebelumnya. Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu jalan terpendek lebih dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi yang tinggi dan turn around time rendah dan penjadwalannya tak berprioritas.

    3)      Highest Ratio Next (HRN)
    Highest Ratio Next merupakan strategi penjadwalan dengan prioritas proses tidak hanya berdasarkan fungsi waktu layanan tetapi juga jumlah waktu tunggu proses. Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses berjalan sampai selesai.
    Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus : Prioritas = (waktu tunggu + waktu layanan ) / waktu layanan Karena waktu layanan muncul sebagai pembagi, maka job lebih pendek berprioritas lebih baik, karena waktu tunggu sebagai pembilang maka proses yang telah menunggu lebih lama juga mempunyai kesempatan lebih bagus. Disebut HRN, karena waktu tunggu ditambah waktu layanan adalah waktu tanggap, yang berarti waktu tanggap tertinggi yang harus dilayani.

    4)      Multiple Feedback Queues (MFQ)
    Merupakan penjadwalan berprioritas dinamis. Penjadwalan ini untuk mencegah (mengurangi) banyaknya swappingdengan proses-proses yang sangat banyak menggunakan pemroses (karena menyelesaikan tugasnya memakan waktu lama) diberi jatah waktu (jumlah kwanta) lebih banyak dalam satu waktu. Penjadwalan ini juga menghendaki kelas-kelas prioritas bagi proses-proses yang ada. Kelas tertinggi berjalan selama satu kwanta, kelas berikutnya berjalan selama dua kwanta, kelas berikutnya berjalan empat kwanta, dan seterusnya. Ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut :
          Jalankan proses pada kelas tertinggi.
          Jika proses menggunakan seluruh kwanta yang dialokasikan, maka diturunkan kelas prioritasnya.
          Proses yang masuk untuk pertama kali ke sistem langsung diberi kelas tertinggi.
    Mekanisme ini mencegah proses yang perlu berjalan lama swapping berkali-kali dan mencegah proses-proses interaktif yang singkat harus menunggu lama.

    Algoritma Preemptive

    1)      Round Robin (RR)
    Merupakan :
    ·         Penjadwalan yang paling tua, sederhana, adil, banyak digunakan algoritmanya dan mudah diimplementasikan.
    ·         Penjadwalan ini bukan dipreempt oleh proses lain tetapi oleh penjadwal berdasarkan lama waktu berjalannya proses (preempt by time).
    ·         Penjadwalan tanpa prioritas.
    ·         Berasumsi bahwa semua proses memiliki kepentingan yang sama, sehingga tidak ada prioritas tertentu. Semua proses dianggap penting sehingga diberi sejumlah waktu oleh pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time slice dimana proses itu berjalan.Jika proses masih running sampai akhir quantum, maka CPU akan mempreempt proses itu dan memberikannya ke proses lain. Penjadwal membutuhkannya dengan memelihara daftar proses dari runnable. Ketika quantum habis untuk satu proses tertentu, maka proses tersebut akan diletakkan diakhir daftar (list).

    2)      Shortest Remaining First (SRF)
    Merupakan :
    • Penjadwalan berprioritas.dinamis.
    • preemptive untuk timesharing
    • Melengkapi SJF
    Pada SRF,  proses dengan sisa waktu jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk proses-proses yang baru tiba.Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan sampai selesai.Pada SRF, proses yang sedang berjalan (running) dapat diambil alihproses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.
    Kelemahan :
          Mempunyai overhead lebih besar dibanding SJF. SRF perlu penyimpanan waktu layanan yang telah dihabiskan job dan kadang-kadang harus menangani peralihan.
          Tibanya proses-proses kecil akan segera dijalankan.
          Job-job lebih lama berarti dengan lama dan variasi waktu tunggu lebih lama dibanding pada SJF.
    SRF perlu menyimpan waktu layanan yang telah dihabiskan , menambah overhead. Secara teoritis, SRF memberi waktu tunggu minimum tetapi karena overhead peralihan, maka pada situasi tertentu SFJ bisa memberi kinerja lebih baik dibanding SRF.

    3). Priority Schedulling (PS)
    Setiap proses diberi prioritas dan proses yang berprioritas tertinggi mendapat jatah waktu lebih dulu (running). Diasumsikan bahwa masing-masing proses memiliki prioritas tertentu, sehingga akan dilaksanakan berdasar prioritas yang dimilikinya. Ilustrasi yang dapat memperjelas prioritas tersebut adalah dalam komputer militer, dimana proses dari jendral berprioritas 100, proses dari kolonel 90, mayor berprioritas 80, kapten berprioritas 70, letnan berprioritas 60 dan seterusnya. Dalam UNIX perintah untuk mengubah prioritas menggunakan perintah nice. Pemberian prioritas diberikan secara:
    1)      Statis (Static Priorities) berarti prioritas tidak berubah.
    Keunggulan :
          Mudah diimplementasikan.
          Mempunyai overhead relatif kecil.
    Kelemahan :
          Tidak tanggap terhadap perubahan lingkungan yang mungkin menghendaki penyesuaian prioritas.
    2)      Dinamis (Dynamic Priorities) merupakan mekanisme untuk menanggapi perubahan lingkungan system beroperasi. Prioritas awal yang diberikan ke proses mungkin hanya berumur pendek setelah disesuaikan ke nilai yang lebih tepat sesuai lingkungan.
    Kelemahan :
    Implementasi mekanisme prioritas dinamis lebih kompleks dan mempunyai overhead lebih besar. Overhead ini diimbangi dengan peningkatan daya tanggap sistem.
    Contoh penjadwalan berprioritas :
    Proses-proses yang sangat banyak operasi masukan/keluaran menghabiskan kebanyakan waktu menunggu selesainya operasinya masukan/keluaran. Proses-proses ini diberi prioritas sangat tinggi sehingga begitu proses Memerlukan pemroses segera diberikan, proses akan segera memulai permintaan masukan/keluaran berikutnya sehingga menyebabkan proses blocked menunggu selesainya operasi masukan/keluaran. Dengan demikian pemroses dapat dipergunakan proses-proses lain. Proses-proses I/O berjalan paralel bersama proses-proses lain yang benar-benar memerlukan pemroses, sementara proses-proses I/O itu menunggu selesainya operasi DMA.
    Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O-nya, kalau harus menunggu lama untuk memakai pemroses (karena prioritas rendah) hanya akan membebani memori, karena harus disimpan tanpa perlu proses-proses itu dimemori karena tidak selesai-selesai menunggu operasi masukan dan menunggu jatah pemroses.

    4)   Guaranteed Schedulling (GS)
    Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses yang sama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N pemakai, sehingga setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya pemroses CPU. Untuk mewujudkannya, sistem harus selalu menyimpan informasi tentang jumlah waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga berapa lama pemakai sedang login. Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai login dibagi dengan n, sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah waktu pemroses tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio antara waktu pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya dan waktu pemroses yang telah diperuntukkan proses itu. Rasio 0,5 berarti sebuah proses hanya punya 0,5 dari apa yang waktu CPU miliki dan rasio 2,0 berarti sebuah proses hanya punya 2,0 dari apa yang waktu CPU miliki. Algoritma akan menjalankan proses dengan rasio paling rendah hingga naik ketingkat lebih tinggi diatas pesaing terdekatnya. Ide sederhana ini dapat diimplementasikan ke sistem real-time dan memiliki penjadwalan berprioritas dinamis.


    Referensi :

    1. http://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma
    2. http://blog.unsri.ac.id/yudho/welcome/jenis-jenis-algoritma-penjadwalan/mrdetail/5372/



    Sabtu, 19 Februari 2011

    ALGORITMA PROGRAM TEKNIK ELEKTRO

    NOTASI ALGORITMA

    Algoritma dapat ditulis kedalam tiga bentuk yaitu dalam untaian kalimat deskriptif, diagram alut (Flow Chart), dan Psudo-code (kode semu).

    Kalimat Deskriptif
    Penulisan Algoritma dengan kalimat deskriptif selalu terdiri dari kepala algoritma dan deskripsi algoritma. Kepala algoritma merupakan judul dari algoritmayang dibuat. Deskripsi algoritma yaitu bagian inti algoritma yang berisikan uraiandari langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.

    Diagram Alir (Flowchart)
    Diagram alir (flowchart) adalah alat untuk memeriksa suatu proses. Diagram Alir(Flwchart) merupakan bentuk grafis/visual dari algoritma. Bentuk-bentuk darisimbol-simbol dalam diagram alir:


    Paseudo-Code
    Pseudo-code merupakan cara untuk menerangkan suatu algoritma denganmenggunakan tata cara penulisan bahasa pemrograman tertentu. Sebagaimananamanya, pseudo-code tidak dapat dieksekusi langsung pada komputer, tetapimerupakan model dan harus diubah menjadi kode pemrograman yang sebenarnya.




    ATURAN PENULISAN TEXT ALGORITMA

    Tidak ada notasi yang baku dalam penulisan teks algoritma. Algoritma bukanlah program yang harus mengikuti aturan-aturan tertentu tetapi dituliskan mendekati gaya bahasa pemrograman secara umum. Teks algortima disusun dalam 3 bagian, yaitu:




    a.       Bagian Kepala Algoritma
    Kepala algoritma terdiri dari nama algoritma yang berisi penjelasan tentang algoritma yang menguraikan secara singkat hal-hal yang dilakukan oleh algoritma.



    b.      Bagian Deklarasi
    Berisi semua nama yang digunakan, meliputi nama-nama tipe, konstanta, variable dan sub program.



    c.       Bagian Deskripsi Algortima
    Berisi semua langkah-langkah atau aksi untuk menyelesaikan masalah. Algoritma dibaca dari atas ke bawah.



    Setiap bagian disertai dengan penjelasan atau dokumentasi tentang maksud pembuatan teks. Bagian penjelasan dituliskan di dalam kurung kurawal {}.
    Contoh: algoritma untuk menghitung luas lingkaran
    Algoritma luas_lingkaran {kepala program}
    {bagian deklarasi}
    Const
                Phi ß 3.14
    Var
                R, L : Real;
    {bagian deskripsi}
    Begin
                {input data R}
    Read(R)
                {proses}
                If R<= 0 then
    write(“Data Salah”)
                else
                            L ß phi * R * R
                End if
                {output}
                Write (L)
    End.




    Teks algoritma berisi deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah. Deskripsi tersebut dapat ditulis dalam notasi apa pun, asalkan mudah dibaca dan dimengeri. Tidak ada notasi yang baku dalam penulisan teks algoritma sebagaimana pada notasi bahasa pemrograman. Tiap orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi algoritma sendiri. Hal ini dapat dimengerti karena teks algoritma tidak sama dengan teks program. Program adalah implementasi algoritma dalam notasi bahasa pemrograman tertentu. Namun, agar notasi algoritma mudah ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman, maka sebaiknya notasi algoritma tersebut berkoresponden dengan notasi bahasa pemrograman secara umum. Sebagai contoh, perintah:


    tulis nilai x dan y

    dalam notasi algoritma menjadi:

    write (x, y)

    Notasi write ini berarti x dicetak ke piranti keluaran. Tidak penting apakah x dan y ditulis ke layar atau ke printer atau ke piranti keluaran yang lain. Selain itu, di dalam algoritma kita tidak mempersoalkan format tampilan keluaran, misalnya apakah hasil penulisan antara x dan y dipisah dengan spasi atau dengan koma, juga apakah x dan y dicetak di dalam baris yang sama atau tidak, dan lain-lain. Hal-hal teknis semacam itu baru dipikirkan pada saat translasi algoritma menjadi program. Dengan demikian notasi algoritma benar-benar abstraksi dari notasi bahasa pemrograman.

    Notasi "write" di dalam algoritma berkoresponden dengan write atau writeln dalam bahasa pascal printf dalam bahasa C, write dalam bahasa Basic atau write dalam bahasa Fortran, Selain itu pada beberapa bahasa pemrograman seperti pascal dan C, antara setiap instruksi dipisahkan dengan tanda ";" (semicolon). Jadi, translasi write (x) ke dalam masing-masing bahasa tersebut adalah (dengan anggapan piranti keluarannya adalah layar):

    writeln (x,y); (dalam bahasa PASCAL)

    Printf ("%d %d",x,y); /* dalam bahasa C */

    write.x.y dalam bahasa BASIC

    C dalam bahasa FORTRAN
    write (*,*) x,y


    Referensi :

    1. http://prihastomo.files.wordpress.com/2008/02/algoritma.pdf
    2. http://kur2003.if.itb.ac.id/file/IF1281_TEKSALGO.pdf
    3. http://soniwibawa.blogspot.com/2008/04/dasar-aturan-penulisan-text-algoritma.html
    4. http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/ALGORITMA,%20PEMROGRAMAN%20DAN%20BAGAN%20ALIR.pdf
    5. http://www.robetzsambhera.co.cc/2010/12/bab-ii-algoritma.html